Senin, 03 Desember 2012

Gerrard: Abramovich dan Miliyader Lainnya Telah Merusak Mimpiku



Liverpool - Secara finasial, Liverpool bukanlah klub yang bisa disebut kaya dibanding rival-rival lainnya seperti Manchester City dan Chelsea. Apalagi sejak The Blues dan The Citizens diboyong oleh sosok-sosok miliyader seperti Roman Abramovich dan Sheikh Mansur, The Reds semakin tertinggal khususnya dalam hal pembelian pemain.

Bisa dijadikan contoh ketika Liverpool gagal mendapatkan Gareth Barry pada 2010-2011 akibat kemampuan City yang bisa memberikan kontrak dengan nominal yang lebih. Dan ini yang sedikit disesali oleh kapten Liverpool, Steven Gerrard.

Menurut pria 32 tahun tersebut, kalau saja tidak ada orang-orang seperti Abramovich, dirinya mungkin sudah bisa meraih gelar juara. "Kita tidak dapat berkompetisi secara finansial jadi kita harus khawatir tentang diri kita sendiri dan menjadi yang terbaik. Orang-orang yang membeli klub sepakbola memiliki kekuatan yang banyak untuk klub lain dan ini yang telah terjadi." jelas Gerrard.

"Kalau saja tidak ada orang seperti Roman Abramovich atau orang-orang yang membeli Manchester City, aku mungkin telah memenangkan dua hingga tiga gelar." tambahnya seperti yang ditulis dalam buku terbarunya, My Liverpool Story.

Meski pernah ditawari dua kali oleh Chelsea untuk membelot dari klub yang dia cintai, Gerrard mengaku sangat senang berada di Anfiled meski belum ada gelar liga yang mampir sejak dirinya membela Liverpool. "Gelar liga bersama Chelsea? mereka mungkin tidak pernah mengharapkanku. Aku senang bisa bertahan. Aku kapten klub yang aku cintai dan klub ini lebih berarti dibanding klub lain di luar sana." ucap Gerrard.

Henderson: Hanya Melihat Gerrard Saja, Aku Bisa Dapat Inspirasi



Liverpool - Tidak dapat dipungkiri lagi sosok kapten Liverpool dan Inggris, Steven Gerrard sudah menjadi panutan setiap pemain muda di Inggris maupun di dunia. Tak terkecuali Jordan Henderson. Kapten Timnas Inggris U-21 ini mengaku Gerrard adalah contoh untuk karir dan hidupnya.

Pengalaman, semangat dan kepemimpinan Gerrard selalu menjadi hal yang Henderson ingin pelajari. Karena dari situlah, pemain yang dibeli Liverpool dari Sunderland seharga 25 juta poundsterling tersebut mendapatkan inspirasi. "Steven Gerrard adalah pahlawanku sekarang bahkan ketika aku tumbuh dewasa." ungkapnya kepada Daily Mail.

"Anda bisa mengambil banyak hal dari pemain seperti dia, dia adalah inspirasi yang hebat dan panutan bagi semua pemain muda. Ini adalah hal yang brilian bisa berlatih bersama dengannya setiap hari dan ini dapat menguntungkanku." jelas Henderson.

Lebih lanjut, meski usia sudah mulai menggerus karir sepakbola Gerrard secara fisik, Henderson melihat caranya untuk tetap memperbaiki penampilan dan semangat menjadi nilai tambah inspirasinya. "Dia pemain profesional dan melakukan segala hal melalui cara yang benar, memberikan 100 persen setiap latihan." pandang Henderson.

"Bisa melihat orang seperti dia yang telah menjalani karir ini dalam waktu yang lama dan masih ingin memperbaiki penampilannya adalah sebuah inspirasi." tambahnya. Setuju!

GerOwen : Kala Dua Permata Berpisah (Bagian Kedua)



(continued) Saat itu Steven Gerrard sempat melakukanspamming Michael Owen melalui SMS dengan kalimat 'Kembali-lah' meski tidak digubris. Bahkan beberapa media saat itu melaporkan Stevie G bela-belain ke Spanyol untuk melakukan meeting bersama mantan rekannya

Tetapi, entah mungkin karena malu dengan penggemar lamanya atau memang sudah tidak berminta bersentuhan dengan Liverpool, Owen memilih Newcastle. "Perjuanganku gagal. Dan kita saat itu berharap yang terbaik untuknya di Newcastle." Gerrard tentang gagal membujuk Owen.

"Tetapi terlepas itu semua, aku masih sangat berharap Michael bisa kembali dan berada di sampingku" harapnya.

Perlu dicatat, perjuangan Steven Gerrard untuk membujuk Michael Owen saat Stevie G telah berstatus juara Liga Champions bersama Liverpool. Dan bisa dibayangkan meski statusnya sudah di atas Owen saat itu, Stevie G masih rela 'bersujud-sujud' agar Owen kembali. 

Drama tersebut tidak berhenti di situ saja. Karena kisah Steven Gerrard dan Michael Owen pun berlanjut di akhir musim 2008–09 kalau itu dua merah 'berebut' menawari kontrak untuk Owen yang dilepas Newcastle. Kala itu Owen dilepas Newcastle setelah kontraknya habis. Catatan 30 gol dan 79 pertandingan plus cedera dalam 4 musim menjadi daya tarik.

Liverpool dan Manchester United sama-sama menghubungi agen Michael Owen. Kala itu Liverpool dengan gaji 20k per pekan, United 50k per pekan. Dan kembali, Michael Owen lebih memilih untuk menerima pinangan Manchester United karena: 1. Dijamin juara. 2. Bayarannya lebih besar. Dan benar Michael Owen pun berhasil merealisasikan mimpinya untuk mengangkat trofi Liga Inggris yang Stevie G masih cari hingga saat ini.

Kontan keputusannya untuk tidak menerima pinangan LFC saat itu sangat tidak habis dipikir oleh Steven Gerrard. Gerrard pun terkejut Owen pilih Manchester United. Kali ini Gerrard seperti sudah kehilangan respek kepada Michael Owen terlebih saat dirinya memutuskan untuk membelot ke merah yang sebelah. "Akhir-akhir ini aku jarang berkomunikasi dengan Michael. Aku harus jujur aku terkejut saat dia memilih Manchester United" jelas Gerrard. 

Bahkan Steven Gerrard menyebut status legenda Liverpool yang selama ini dia miliki mulai hilang dilupakan para penggemar. "Aku tahun Michael pernah menikmati status legendanya di Liverpool. Tetapi kepindahannya ke United menggerus hal tersebut" pandangnya. 

Namun Stevie G sadar, seperti yang dia katakan ketika kehilangan Xabi Alonso, dirinya tidak berhak untuk mengatur masa depan Owen. "Aku tidak memiliki karir siapapun dan aku tidak dapat membuat keputusan untuk mereka. Tetapi aku tidak pernah dikecewakan Liverpool. Karena hanya Michael yang tahu pilihan mana yang menurut dia benar" ucapnya untuk terakhir kali. 

Kalau kalian pernah menyaksikan film 500 Days of Summer, mungkin sedikit dari inti ceritanya mengena dengan kisah Owen-Gerrard. Steven Gerrard mungkin tidak peduli menghabiskan waktu enam bulan untuk membujuk Owen untuk kembali karena dia tahu arti dari keluarga. Sekecil-kecilnya keluarga, kalau sudah kehilangan salah satu anggotanya mungkin bisa dikatakan bukan keluarga yang sempurna.

Stevie G berusaha membujuk Owen saat itu karena tahu penggemar dan dirinya sendiri masih mencintainya karena jujur tidak mudah untuk Move On. Dia rela menempuh perjalanan Liverpool-Madrid hanya untuk membujuknya. Pula mengajak Carra untuk bergabung dalam misinya tersebut. Pada akhirnya, kita bisa mengetahui satu hal yang dipegang teguh Stevie G saat ini. Dirinya hanya bisa membujuk karena dia tahu dia bukan Tuhan yang dapat merubah manusia. (end)